ATAMBUA – Data stunting di Kabupaten Belu harus terintegrasi dengan baik. Karenanya, perlu didukung dengan sejumlah strategi operasional yakni meningkatkan komitmen, koordinasi, dan kerja sama antar instansi terkait, serta meningkatkan pemahaman pentingnya program stunting kepada semua stakeholders dan memperkuat harmonisasi keterpaduan pelaksanaan program stunting.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Belu, Johanes Andes Prihatin saat menghadri sekaligus membuka kegiatan Publikasi Data Stunting Tingkat Kabupaten Belu Tahun 2023 yang dihadiri Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para Camat dan Lurah se-Kabupaten Belu, di Aula SMAK Surya Atambua, Selasa (12/12/2023).
“Dalam rangka menekan angka stunting, bukan hanya menjadi tanggung jawab dari jajaran Dinas Kesehatan atau satu individu saja, melainkan perlu adanya dukungan dari semua pihak mulai dari Organisasi Perangkat Daerah, camat, kepala desa hingga elemen masyarakat lainnya.” kata Sekda Belu.
Menurutnya, kunci keberhasilan pencapaian program adalah data yang valid dan terukur.
Untuk itu, Sekda Johanes berharap data yang dihasilkan sesuai dengan kondisi di lapangan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Sekda Johanes juga menyampaikan, berdasarkan pengukuran bulan timbang Agustus 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Belu berada pada angka 11,1% dengan jumlah kasus 1984 orang sehingga penurunan stunting belum mencapai target yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi NTT yaitu sebesar 10% atau level 1 digit pada tahun 2023.
“Ini menjadi tantangan bagi kita.” ucap Sekda Belu.
Lebih jauh Sekda Belu mengungkapkan, mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak di bawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dituntaskan karena akan menghambat generasi emas Indonesia 2045.
“Hari ini kita berada di level 11,1. Jadi target kita di tahun 2024 itu turun satu digit. Semoga apa yang kita bicarakan hari ini menjadi fondasi menuju tahun 2045, dalam menyiapkan generasi-generasi kita yang mampu bersaing, tidak hanya di Kabupaten Belu dan Provinsi NTT, tetapi juga di seluruh Indonesia.” harap Sekda Johanes.
Pantauan NTT Pos, narasumber dalam kegiatan Publikasi Data Stunting Tingkat Kabupaten Belu adalah: Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelidbangda) Provinsi NTT; Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kabupaten Belu; dan Dinas Kesehatan Kabupaten Belu.
(ans)