Sebanyak 28,13 persen penduduk di Sabu Raijua ada dalam kondisi miskin sesuai Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT yang dirilis terakhir pada 10 September 2024 (https://ntt.bps.go.id). BPS menggunakan standar garis kemiskinan per kapita per bulan yang tidak sampai Rp600 ribu. Artinya kalau menggunakan standar BPS, setiap orang dalam setiap bulan kalau bisa membelanjakan Rp600 ribu untuk kebutuhan makanan dan kebutuhan lain di luar makanan, maka orang tersebut sudah tidak dianggap miskin. Bisa dibayangkan, seperti apa makanan dan asupan gizi, serta belanja lain bukan makanan yang bisa didapatkan dengan Rp600 ribu selama sebulan, yang oleh BPS sudah dikategorikan tidak lagi miskin? Tentu kita akan sepakat, jika menggunakan standar yang lebih layak, bisa jadi persentase penduduk miskin di Sabu Raijua lebih tinggi dari temuan BPS.
Secara kasat mata, kita bisa dapati bahwa keadaan sebagian besar penduduk Sabu Raijua hari-hari ini relatif tidak baik-baik saja. Kondisi tanah yang relatif kering dan tidak produktif, hasil tangkapan dari laut yang belum cukup banyak untuk mendongkrak pendapatan keluarga, rendahnya daya beli sebagian besar masyarakat, banyaknya tenaga muda produktif yang memilih keluar dari Sabu untuk menjual tenaga sebagai pekerja migran, hingga kekurangan asupan gizi atau bahkan kekurangan bahan makanan oleh sebagian keluarga, dan sejumlah keadaan semacam makin menegaskan kondisi kemiskinan di Sabu Raijua yang oleh penilaian BPS ditempatkan sebagai kabupaten termiskin kedua di NTT saat ini.
Sebenarnya jika kita secara kritis melakukan analisis yang lengkap dan objektif, semisal dengan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) atau SWOC (strengths, weaknesses, opportunities, and Challenges) , kita akan dapati bahwa Sabu Raijua hari ini terlihat miskin dan memang ada dalam kondisi miskin, tetapi sebenarnya memiliki potensi dan peluang untuk berlari cepat meninggalkan lubang kemiskinan, bahkan bisa menjadi kabupaten paling kaya di NTT. Berkaca dari sejumlah daerah yang penduduknya bisa membebaskan diri dari jeratan kemiskinan, sebenarnya yang paling dibutuhkan Sabu Raijua saat ini adalah keberadaan figur pemimpin kreatif untuk mengelola segala potensi lokal sektoral sehingga memunculkan sejumlah peluang dan lapangan kerja bagi masyarakat. Bisa dikatakan, faktor utama penyebab kemiskinan Sabu Raijua saat ini diantaranya karena terjadi salah urus pembangunan oleh pihak yang sebenarnya punya kuasa besar untuk mengelola pembangunan di Sabu Raijua. Dalam konteks Pilkada sabu Raijua saat ini untuk memilih pemimpin yang bisa membebaskan masyarakat dari jeratan kemiskinan, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua nomor urut 3, Simon Petrus Dira Tome (SDT) dan Dominikus Dadi Lado (Paket Solid) adalah harapan mayoritas masyarakat Sabu Raijua saat ini.
Paket Solid adalah paket yang paling tepat memimpin Kabupaten Sabu Raijua untuk membebaskan penduduk Sabu Raijua dari jeratan kemiskinan karena beberapa alasan berikut:
Pertama, Paket Solid memiliki program yang realistis dan masuk akal. Bagi siapapun yang mau secara jernih dan objektif menggunakan isi kepalanya (otak), dan juga matanya untuk melihat bukti-bukti yang sudah ada, sebenarnya ada sejumlah program Paket Solid yang sangat potensial untuk melepaskan masyarakat Sabu Raijua dari jerat kemiskinan jika diwujudkan secara konsisten dalam satu periode kepemimpinan mereka jika diberi kepercayaan oleh masyarakat Sabu Raijua. Bahkan bisa dikatakan dalam kiasan, “akan ada langit baru dan bumi baru di Sabu Raijua jika ada kesempatan untuk selama 5 tahun menerapkan ide dan program Paket Solid secara masif”.
Berikut rangkuman beberapa program dan kegiatan Paket Solid yang potensial untuk membawa masyarakat Sabu Raijua berlari cepat meninggalkan kemiskinan saat ini:
- Dalam 100 hari pertama masa kerja jika Paket Solid diberi amanah oleh masyarakat, Pabrik Pengolahan Rumput Laut dan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang selama ini mati suri akan diaktifkan kembali. Bayangkan, dalam 100 hari pertama saja sudah akan tersedia lapangan kerja yang bisa merekrut sebanyak 500 hingga 1000 orang. Ini bukan omon-omon karena selama ini pabriknya sudah ada dan beroperasi dengan baik sejak dibangun saat Marthen Dira Tome (MDT) menjabat bupati pertama, tetapi kemudian jadi tak terurus dan menutup peluang kerja bagi ratusan orang sejak tahun 2016.
- Paket Solid memiliki target untuk melakukan ekspansi/perluasan lahan tambak garam menjadi seluas 1000 hektar dan mengoptimalkan pengelolaan pabrik garam Nataga. Sekali lagi, ini bukan omon-omon. Pabrik garam nataga sudah ada sejak MDT menjabat bupati. Bahkan garam nataga sendiri saat itu sudah menjadi salah satu produk yang juga menjadi ikon masyarakat Sabu Raijua karena telah menembus pasar luar daerah. Saat ini juga bisa kita lihat, atas kontribusi dan jejaring dari MDT dan SDT, sudah ada 2 investor yang membuka usaha garam di atas lahan seluas 57 hektar dengan jumlah pekerja sebanya 570 orang. Jika kita memiliki mental apresiatif (karena banyak orang terpelajar bisanya hanya nyinyir, fitnah, menjelekkan orang, dan sama sekali tidak mau mengakui kelebihan orang), kita akan angkat topi kepada MDT dan SDT karena sudah bisa membuka lapangan kerja bagi 500-an orang tanpa melibatkan intervensi kekuasaan. Bayangkan, tanpa memanfaatkan kuasa sebagai bupati saja bisa buka lapangan kerja, apalagi kalau nanti SDT bisa jadi bupati dan MDT bertindak sebagai mentor/pengarah? Jelas bahwa target membuka 1000 hektar lahan itu bukan hanya omon-omon. Sudah ada hasil kerjanya, sudah ada bukti. Hanya orang yang hatinya tumpul yang tidak mau mengakui prestasi semacam ini. Jadi kalau ada 1000 hektar lahan tambak garam nanti, paling tidak ada 10.000 pekerja yang harus dilibatkan, karena tiap 1 hektar lahan tambak mesti ditangani oleh 10 orang pekerja. Ini program luar biasa karena akan menyerap tenaga kerja begitu banyak.
- Paket Solid akan mendirikan pabrik karung plastik di Kecamatan Hawu Mehara, dan akan menyerap sekira 200 orang pekerja. Pabrik ini jelas harus dibangun karena pabrik garam membutuhkan banyak karung plastik. Jika tidak ada pabrik karung, akan ada Rp36 milyar setiap tahun yang dibelanjakan ke luar Sabu Raijua (pulau jawa) sehingga uangnya tidak berputar di dalam wilayah Sabu Raijua. Rp36 milyar itu adalah hitungan untuk pengadaan karung sebanyak 7.200.000 lembar (Rp5.000 per lembar) bagi kebutuhan garam pada area tambak seluas 1000 hektar.
- Paket Solid akan mendirikan pabrik pengalengan ikan di Pulau Raijua, sepaket dengan program untuk menjadikan petani raja di kebun sendiri. Harus ada pabrik pengalengan ikan karena potensi kelautan Sabu Raijua akan dieksploitasi secara optimal. Paket Solid akan membantu pengadaan alat tangkap ikan berupa pukat, jaring, perahu lampara, ketinting, jukung, maupun kapal ikan bertonase besar antara 150 – 200 GT, dilengkapi radar/satelit pemantau ikan untuk memudahkan eksploitasi laut dalam sehingga dipastikan ada ketersediaan ikan yang cukup banyak. Program ini beriringan dengan program Paket Solid untuk menjadikan petani sebagai raja di kebunnya sendiri. Paket Solid menyadari, Kabupaten Sabu Raijua memiliki musim semi arit karena sembilan bulan dalam setahun adalah musim kering sementara hujan hanya turun dalam rentang waktu tiga bulan. Dalam waktu tiga bulan musim hujan dengan curah hujan yang rendah, perlu terobosan agar air hujan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian dan pemenuhan kebutuhan lainnya. Strategi yang harus dilakukan adalah dengan pembangunan embung mini, embung sedang, hingga embung besar untuk menampung air hujan yang ada hanya selama tiga bulan itu. Selain membangun embung, Paket Solid akan membantu petani dalam mengolah lahan pertanian dan lahan tidur dengan memberi bantuan peralatan dan mesin pertanian seperti traktor, hand traktor, dan alat pertanian lainnya sehingga petani akan dengan mudah mengelola lahan mereka. Paket Solid juga akan berusaha menyelesaikan masalah ketersediaan pupuk subsidi yang langka termasuk pupuk nonsubsidi yang harganya relatif mahal bagi petani di Sabu Raijua. Paket Solid, memiliki program untuk pengadaan pupuk nonsubsidi dengan bantuan subsidi harga dari pemerintah daerah sehingga para petani bisa membeli pupuk nonsubsidi dengan harga subsidi. Para petani akan dipermudah dalam proses perawatan tanaman karena pihaknya akan memberikan bantuan bibit, obat-obatan pertanian, mesin pompa air, dinamo celup dan selang. Setelah panen dari petani meningkat, Paket Solid akan membangun pabrik pakan ternak dan pabrik pangalengan ikan. Satu keleng ikan itu, terdiri dari 50 persen bumbu dan 50 persen ikan sehingga dengan adanya pabrik pengalengan ikan maka hasil pertanian para petani seperti lombok, tomat, sayur-sayuran akan didrop ke pabrik pengalengan ikan. Dengan hadirnya dua pabrik tersebut, petani Sabu Raijua akan menjadi raja di kebun sendiri karena mereka tidak lagi jalan keliling untuk menjual hasil pertanian mereka seperti yang dilakukan selama ini, sebab pihak pabrik yang akan datang ke kebun para petani untuk membeli dan mengangkut hasil pertanian mereka.
- Paket Solid akan mendirikan pabrik pengolahan sampah plastik. Untuk mengantisipasi banyaknya sampah plastik karena keberadaan pabrik AMDK dan limbah plastik dari sektor lain, pabrik pengolahan sampah plastik akan didirikan di Kecamatan Liae, dan berpotensi mempekerjakan ratusan orang sebagai karyawan. Sampah plastik akan diolah untuk menjadi biji plastik, yang kemudian juga menjadi bahan baku untuk pembuatan karung plastik. Jadi pabrik pengolahan sampah plastik ini juga sekaligus untuk mendukung pabrik pembuatan karung plastik.
- Paket Solid akan mendirikan pabrik pembuatan pupuk organik cair yang menyerap tenaga kerja puluhan orang. Pabrik ini didirikan untuk mengatasi potensi limbah yang muncul dari keberadaan pabrik pengolahan rumput laut. Pupuk cair hasil pengolahan limbah rumput laut akan dimanfaatkan untuk mendukung program pertanian yang dikembangkan Paket Solid.
- Paket Solid akan menerapkan sistem pertanian lahan kering dengan teknologi irigasi tetes. Lewat teknologi irigasi tetes, petani akan panen di musim kemarau karena sistem irigasi tetes yang diterapkan itu hemat air dan cocok untuk dikembangkan terutama di musim kemarau dan di daerah kering atau daerah sulit air seperti di Sabu Raijua. Paket Solid memiliki target pengelolaan lahan dengan irigasi tetes minimal 10 hektar per desa/kelurahan. Di setiap desa dengan target 10 hektar lahan irigasi tetes, Pemda akan merekrut tenaga kerja sebanyak 1 orang per hektar, ditambah dengan 2 orang penyuluh dan 1 orang teknisi sehingga ada 13 orang yang akan bekerja di setiap desa. Jika satu desa mempekerjakan 13 orang tenaga kerja, maka akan ada 819 orang yang dipekerjakan karena ada 63 desa/kelurahan di Sabu Raijua. Jika sistem pertanian dengan nteknologi irigasi tetes diterapkan, tidak akan ada lagi petani yang menganggur di musim kemarau, termasuk tidak ada lagi sarjana pertanian yang menganggur karena sulit mendapatkan pekerjaan. Perlu diketahui, ini bukan hanya omon-omon, sudah ada bukti nyata karena sistem pertanian dengan irigasi tetes ini sudah diterapkan di Desa Ledeana, dan hasilnya sudah ada karena MDT sebagai penggagas program ini sudah berkolaborasi dengan PT. Nataga Raihawu Industri (NRI) untuk penerapannya.
- Masih ada sejumlah program lain yang cukup realistis untuk dilaksanakan di Sabu Raijua yang prospektif untuk membawa masyarakat keluar bahkan berlari cepat melepaskan diri dari jeratan kemiskinan. Intinya bahwa Paket Solid menjadikan sektor pertanian, kemaritiman, dan industri sebagai lokomotif pembangunan di Sabu Raijua. Yang paling penting, bahwa akan ada belasan ribu tenaga kerja yang terserap dari pelaksanaan berbagai program Paket Solid. Keberadaan sejumlah pabrik juga akan melahirkan sejumlah efek ikutan (trickle down effect) yang memengaruhi pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PAD) juga akan meningkat. Soal PADS, ini juga bukan omon-omon. Semasa MDT menjabat bupati, ada lonjakan peningkatan PADS dari Rp300-an juta di tahun pertama hingga mencapai Rp42 milyar di tahun 2015 karena ada sumber PADS dari sejumlah program yang dijalankan saat itu. Selepas tahun 2015 hingga saat ini, PADS Sabu Raijua tak pernah sampai Rp30 milyar. Paket Solid optimis, jika memimpin Sabu Raijua selama 5 tahun mendatang, PADS Sabu Raijua akan melebihi Rp100 milyar.
Kedua, Ketua DPRD Kabupaten Sabu Raijua saat ini dipegang oleh Partai Golkar sehingga dinamika komunikasi antara pihak DPRD dan Pemerintah (eksekutif) dalam membahas masalah-masalah kerakyatan akan jadi lebih cair jika Paket Solid yang diusung Partai Golkar dan Nasdem yang menjadi bupati dan wakil bupati. Jika Paket Solid yang menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua, berbagai program dan kegiatan yang diusulkan dan akan dieksekusi oleh pemerintah (eksekutif) cenderung mudah untuk mendapatkan dukungan politik dan dukungan kebijakan anggaran dari pihak DPRD Kabupaten Sabu Raijua. Sementara itu, di tingkat Nasional, banyak kader Partai Golkar ada dalam struktur kabinet Merah Putih saat ini. Dengan begitu, berbagai proyek strategis dari APBN juga akan mudah untuk didapatkan untuk masyarakat Kabupaten Sabu Raijua. Keberadaan jaringan di tingkat nasional ini akan memudahkan Paket Solid untuk mengeksekusi berbagai program yang sudah direncanakan.
Ketiga, Paket Solid terbukti punya “isi kepala” dan memberi pendidikan politik berkualitas, bukan hanya bisa omon-omon orang. Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua, Simon Petrus Dira Tome dan Dominikus Dadi Lado sangat layak untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Sabu Raijua karena memiliki “isi kepala” sehingga bisa memberikan pendidikan politik yang berkualitas melalui pendekatan kampanye yang mendidik dan mencerdaskan masyarakat selama ini. Keduanya bisa memberikan penjelasan yang masuk akal (realistis) terkait tawaran program pembangunan yang dijabarkan dari visi dan misi mereka untuk menjadikan Kabupaten Sabu Raijua maju, mandiri, inklusif, dan kompetitif. Saat kampanye, penjelasan program disampaikan secara detail, runtut, masuk akal, dan realistis (prospektif untuk direalisasikan) karena berbasis pada kajian yang komprehensif didukung pengalaman empiris sehingga mereka bisa menjelaskan akar masalah yang mendasari program yang ditawarkan, sekaligus memiliki konsep yang jelas dan terukur mengenai skenario pelaksanaan program jika mereka terpilih nanti. Beberapa ide program yang ditawarkan Paket Solid juga lahir dari pengalaman empirik karena merupakan lanjutan konsep dan program dari Marten Dira Tome semasa menjabat Bupati pertama Sabu Raijua sehingga sangat meyakinkan masyarakat karena sudah terbukti berhasil dilaksanakan dengan baik.
Pendekatan kampanye yang dilakukan oleh Paket Solid berbeda dengan cara paket tertentu yang materi kampanyenya hanya memfitnah dan menyerang konsep program Paket Solid, tetapi tidak bisa menawarkan konsep program yang realistis, terukur, dan berbasis kajian terhadap realitas objektif masyarakat Sabu Raijua saat ini. Orang terpelajar atau orang pintar pasti bisa membedakan cara berkampanye Paket Solid yang mencerminkan “isi kepala” mereka, dibanding yang tak punya isi kepala sehingga hanya bisa omon-omon. Sabu Raijua hanya bisa maju dan lepas dari jerat kemiskinan jika pemimpinnya punya “isi kepala”, bukan pemimpin yang hanya sekedar omon-omon.
***
Pemungutan suara tinggal menghitung hari. Masyarakat punya hak suara untuk memilih pemimpin yang bisa melepaskan mereka dari jerat kemiskinan. Paket Solid dengan kapasitas (isi kepala) dan bukti kerja yang sudah ada perlu mendapatkan kesempatan untuk membangun Sabu Raijua jika masyarakat mau keluar dari jerat kemiskinan.
Saat ini, pihak tertentu yang kerjaannya hanya bisa menyerang secara negatif konsep program Paket Solid tanpa basis argument yang kuat diduga kuat sementara berusaha menggiring pilihan masyarakat dengan memanfaatkan kekuatan sumber daya finansial sehingga mengabaikan cara berpolitik yang rasional dan sama sekali tidak memberi tawaran program yang masuk akal dan realistis. Diduga mereka hanya mau mengandalkan uang untuk mendapatkan suara.
Meski begitu, mayoritas masyarakat Sabu Raijua sudah sadar bahwa memilih pemimpin yang hanya bisa mengandalkan uang untuk membeli suara tanpa memiliki konsep program yang jelas hanya akan membuat Sabu Raijua makin tertinggal dan miskin karena potensi sumber daya yang dimiliki tidak bisa dikelola untuk menghasilkan lapangan kerja dan kesejahteraan bagi masyarakat. Masyarakat pemilih di Sabu Raijua akan memanfaatkan hak pilihnya secara cerdas sehingga perubahan yang lebih baik di Sabu Raijua bisa diwujudkan karena dipimpin oleh figur yang paham masalah rakyat dan punya konsep pembangunan yang realistis dan masuk akal seperti yang ditawarkan oleh Paket Solid.
Kalau mau Sabu Raijua berubah, masyarakat harus solid untuk mendukung Paket Solid. Ini adalah kesempatan bagi masyarakat Sabu Raijua untuk memiliki pemimpin yang berkualitas, yang bisa melepaskan masyarakat dari jerat kemiskinan. Kalau mau kemiskinan tak lagi menjerat, kemiskinan tidak lagi memeluk erat, masyarakat harus solid untuk mendukung Paket Solid.
(Tim)