Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) yang dilaksanakan oleh Tim dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni Keagamaan IAKN Kupang dengan tema “Pengintegrasian Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran di SMPTK Kabupaten Kupang” telah sukses diselenggarakan di Hotel Kristal pada 9 Desember 2024 beberapa waktu lalu.
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang pentingnya pendidikan karakter serta strategi mengintegrasikannya dalam pembelajaran itu menghadirkan dua pemateri utama, yakni Kurniayu Triastuti R. A. Ratu, M.Pd dan Rizky Mayesita Aryance Abel, M.Pd.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Catur Prio Purnomo, M.Pd dan Anita Papaja, M.Pd. itu turut dihadiri para guru SMPTK se-Kabupaten Kupang, serta tim akademisi dan praktisi pendidikan, termasuk Dersy Rejoice Taneo, M.Pd.K, Steffi Eka Permatasari R. A. Ratu, M.Pd, Mahlon Paulus Ndolu, dan Mirna Merawati Bima.
Acara dibuka secara resmi oleh Tim PKM Program Studi Pendidikan Seni Keagamaan yang diwakili oleh Dersy Rejoice Taneo, M.Pd.K. Dalam sambutannya, Ia menekankan bahwa pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran di sekolah agar dapat membentuk generasi yang berakhlak dan memiliki moral yang kuat.
Materi pertama disampaikan oleh Kurniayu Triastuti R. A. Ratu, M.Pd dengan tema “Guru Inspiratif, Peserta Didik Berkarakter: Peran Guru dalam Membentuk Generasi Berkarakter”. Ia menegaskan bahwa seorang guru harus mampu menjadi teladan bagi peserta didiknya, menggali potensi mereka, serta menciptakan lingkungan belajar yang positif. Strategi yang dapat diterapkan antara lain melalui integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran, kolaborasi dengan orang tua dan komunitas, serta penggunaan metode pengajaran yang kreatif.
Sesi kedua dilanjutkan dengan pemaparan oleh Rizky Mayesita Aryance Abel, M.Pd yang membahas topik “Belajar Seru, Karakter Berkembang: Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan dan Bermakna”. Ia menjelaskan bahwa pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan keterlibatan emosional siswa, membangun motivasi belajar yang berkelanjutan, serta menciptakan pengalaman belajar yang bermakna. Metode yang direkomendasikan meliputi game-based learning, pembelajaran kontekstual, proyek kolaboratif, integrasi teknologi, serta aktivitas fisik dan seni.
Selain penyampaian materi, sesi ketiga diisi dengan diskusi interaktif dan sharing pengalaman antar guru mengenai penerapan pendidikan karakter di sekolah masing-masing.
Para peserta juga berbagi kendala yang dihadapi dalam implementasi serta mencari solusi bersama guna meningkatkan efektivitas penerapan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. Melalui workshop tersebut, para peserta memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep pendidikan karakter, nilai-nilai yang relevan dalam konteks pendidikan di Indonesia, serta berbagai strategi inovatif untuk mengintegrasikannya ke dalam proses pembelajaran.
Selain itu, kegiatan tersebut menjadi wadah bagi guru untuk bertukar pengalaman dan berbagi praktik terbaik dalam membentuk karakter peserta didik. Kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam dunia pendidikan di Kabupaten Kupang, dengan meningkatnya kesadaran dan kompetensi guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Dengan demikian, sekolah-sekolah di daerah ini dapat lebih berperan aktif dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.
(Iro)