Anjangsana Agupena NTT ke Budayawan Taufiq Ismail

Representasi Guru Penulis dari NTT Belajar pada Punggawa Sastra Indonesia

Anjangsana Agupena NTT ke Budayawan Taufiq Ismail

 

Jakarta.-NTTPos.com.- Sejumlah pengurus Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Provinsi NTT yang berangkat ke Jakarta dalam rangka mengikuti kegiatan rapat koordinasi tingkat nasional, Minggu, (11/5). Ketika berada di sana mereka berkesempatan melakukan anjangsana ke rumah budayawan dan sastrawan kondang Taufiq Ismail di bilangan Kayu Utan, Sabtu, (10/5). Kebetulan sekali kediaman penulis puisi terkenal “Kerendahan Hati” dan “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia” ini dekat dengan arena kegiatan rakor yakni di Universitas Negeri Jakarta. Momen ini dimanfaatkan untuk belajar banyak soal sastra ke punggawa sastra Indonesia yang satu ini.

Mereka yang menyambangi rumah Taufiq Ismail adalah Lilis Sutikno, Ketua Agupena Wilayah NTT, bersama 2 orang pengurus lainnya yakni Florince Lumba, Etni Susanti Djo Talo, Mery C. Lola, Ketua Agupena Cabang Kabupaten Kupang, dan Oktovianus Tibo Selan, guru SMKN Oeloo di Timor Tengah Utara, salah seorang anggota aktif Agupena.

Punggawa sastra Indonesia Taufiq Ismail dan isterinya, Ny. Aty Taufiq menyambut kelima guru penulis ini dalam suasana kehangatan. Sebagai guru dan penulis yang sering menulis karya-karya bergenre sastra, mereka berinisiatif mengunjungi sastrawan ini untuk bersilaturahmi dan berdiskusi seputar dunia sastra. Di kalangan Agupena mereka berlima adalah penulis kreatif dan produktif termasuk karya sastra terutama dengan genre puisi. Florince Lumba dan Tibo bahkan memiliki buku karya puisi dalam bentuk buku antologi solo. Sementara Lilis Sutikno,  Etni, dan Mery Lola perah menulis antologi puisi bersama rekan-rekan guru se-NTT bahkan dari berbagai daerah di tanah air.

Usai silaturahmi dan berdiskusi, para pengurus Agupena NTT ini mendapat jamuan makan siang oleh keluarga bapak Taufiq Ismail. Sebagai acara pamungkas sebelum pamitan, kelimanya menyerahkan buku karya masing-masing sebagai kenang-kenangan untuk Sang Punggawa Sastra. Selain itu mereka juga menyerahkan buku karya teranyar yang ditulis bersama yakni biografi Kepala Dinas P dan K Kabupaten Kupang, Dr. Eliaser Teuf, S.Pd., M.Pd berjudul “Anak Tani Meraih Gelar Doktor” yang diluncurkan oleh Bupati Kupang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional baru-baru ini. Sebaliknya, Taufik Ismail juga menghadiahkan kepada mereka masing-masing 3 buah buku karyanya sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke NTT.

Kelima guru dari NTT ini seakan mendapat “siraman air sejuk sastra” dari Taufik Ismail. Kepada kelimanya, ia berpesan untuk terus berkarya dan menyinari dunia demi peradaban bangsa dan negeri tercinta ini. “Teruslah bersinar sebagai guru profesional sambil menciptakan karya-karya bermutu untuk memajukan dunia pendikan di Indonesia,” begitu pesan terakhir beliau kepada para tamu dari NTT ini.

Mery C. Lola, salah seorang peserta mengaku sangat bangga dengan momen berharga yang mungkin hanya didapatkan sekali dalam hidupnya yakni bisa bertemu dengan budayawan dan sastrawan berkelas seperti  Taufiq Ismail. “Bangga sekali bisa bersua muka langsung dan berdialog dengan sastrawan Angkatan 45 yang dulu hanya menjadi bahan pelajaran di sekolah”, ujar Kepala UPTD SD Inpres Oelmasi Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang ini dalam pesannya melalui WA kepada media ini. (TS/hb)

Kiriman: Thomas Sogen
Editor: Heronimus Bani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *