Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, S.H., didampingi Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menghadiri panen raya jagung di Kebun Pilot Project Agrobisnis Terintegrasi yang berlokasi di Dusun Letek Lain, Desa Limakoli, Kecamatan Rote tengah pada Jumat, (30/05/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari panen tahap kedua komoditas jagung varietas Hokkaido Jepang, yang ditanam sejak 13 Januari 2025 oleh kelompok tani-Ternak Mai Ita Fali Nusa Rote, yang beranggotakan sebanyak 32 orang.
Kegiatan tersebut dirangkaikan secara terpadu dengan demonstrasi pengolahan pakan ternak oleh Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Rote Ndao, Herman Haning, S.Pt, bersama tim teknis.
Demonstrasi ini meliputi sejumlah tahapan, baik dari proses produksi pakan ternak, pemipilan jagung hasil panen, pencacahan bahan pakan menggunakan mesin pencacah (coper), hingga proses peracikan dan pencetakan pakan menjadi bentuk pelet (press pellet).
Pakan ternak hasil racikan itu kemudian diberikan langsung kepada ternak babi, secara simbolis oleh Bupati Paulus Henuk disaksikan oleh masyarakat dan peserta kegiatan.
Dalam sambutannya, Bupati Paulus Henuk menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif pengembangan agrobisnis terintegrasi yang telah dilaksanakan di wilayah Kecamatan Rote tengah.
Bupati Paulus Henuk dalam kesempatan tersebut juga berharap pengembangan model pertanian dan peternakan terpadu tersebut bisa diduplikasi pada desa atau kecamatan lain di seluruh wilayah Kabupaten Rote Ndao.
“Saya berharap kegiatan seperti ini dapat direplikasi dan dikembangkan lebih luas lagi. Integrasi antara budidaya tanaman pangan dan peternakan adalah salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan ekonomi masyarakat,” harap Bupati Paulus Henuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan, Herman Haning, S.Pt. menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakan merupakan rangkaian kegiatan yang terintegrasi secara menyeluruh, yang tidak biasa dilakukan sebelumnya.
“Umumnya, pimpinan hanya hadir untuk satu jenis kegiatan saja, seperti panen atau tanam. Namun kali ini, seluruh proses dilaksanakan dalam satu rangkaian kegiatan dimulai dari panen, pengolahan pakan, hingga pemberian langsung kepada ternak. Ini adalah contoh nyata pelaksanaan sistem agrobisnis terpadu di lapangan,” ungkapnya.
Ditambahkan Herman, Kebun Pilot Project Agrobisnis Terintegrasi ini dikembangkan di atas lahan seluas 20 hektar, dengan realisasi lahan yang telah ditanami saat ini seluas 4 hektar, berupa tanaman jagung, ternak, (babi, sapi, ayam), serta ikan air tawar.
“Selain sebagai bentuk inovasi ketahanan pangan, projek ini juga diarahkan untuk mewujudkan kemandirian pakan ternak melalui pengolahan berbasis potensi lokal,” sebut dia.
Mengakhiri pernyataannya Herman Haning mengaku sebagai tindak lanjut dari keberhasilan tahap awal ini, dalam minggu mendatang akan dilakukan perluasan areal tanam untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas dampak ekonomi bagi masyarakat setempat,” pungkas dia.
(Tim)