Pascasarjana UKI Gelar Webinar, Bahas Peran Guru dalam Dinamika Kurikulum

Jakarta, 30 Mei 2025 – Dalam rangka merespons dinamika perubahan kurikulum nasional dan peran krusial guru sebagai pengambil keputusan pedagogis, Pusat Studi Analisis Magister Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia (UKI), menyelenggarakan webinar nasional bertajuk “Ketika Kurikulum Berubah: Apa yang Harus Guru Putuskan?” pada Jumat, 30 Mei 2025.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengkritisi sekaligus mendorong refleksi mendalam terhadap peran guru dalam dinamika perubahan kurikulum yang terus berlangsung di tingkat nasional.

Webinar yang digelar secara daring melalui platform zoom ini menghadirkan narasumber dari kalangan praktisi pendidikan yang memiliki kepedulian tentang kebijakan perubahan kurikulum yakni; Dr. Maria Patricia Tjasmadi,M.Pd.K (Asesor Kompetensi) dan Julisesko Buaton,S.Pd (Kepala Sekolah SMP Desa Putra Jakarta).

Turut hadir Dr. Dra. Erni Murniarti, S.H., M.Pd. selaku Ketua Pusat Studi sekaligus penyelenggara kegiatan, dan Prof. Dr.Mesta Limbong,M.Psi selaku ketua Program Studi Pascasarjana Magister Administrasi Pendidikan UKI.

Webinar yang berlangsung selama 90 menit ini bertujuan membekali para pendidik dengan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai dinamika perubahan kurikulum dan berbagai keputusan strategis yang harus diambil guru untuk menjamin keberlangsungan pembelajaran yang efektif dan bermakna. Webinar ini berhasil menarik partisipasi ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari guru, kepala sekolah, dosen, mahasiswa, hingga praktisi pendidikan.

Kegiatan seminar dimoderatori oleh Raditia Christine Senjaya, SE.CACP, dan dipandu oleh Olpi Kabnani,S.Pd, sebagai MC yang merupakan Mahasiswa Pascasarajana Magister Administrasi Pendidikan UKI. Acara berlangsung dinamis dengan penyampaian materi mendalam, diskusi interaktif, serta ice breaking yang memikat suasana sejak awal.

Dalam sambutan pembukaan, Dr. Dra. Erni Murniarti, S.H., M.Pd. selaku Ketua Pusat Studi sekaligus penyelenggara kegiatan, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam implementasi kurikulum sebagaimana dalam mengambil keputusan sehingga semakin memperkuat di dalam pemahaman analisis logistik  dan analisis kritis kita terhadap kebijakan-kebijakan pendidikan yang ada di Indonesia.

Selanjutnya, Prof. Dr. Mesta Limbong,M.Psi., selaku Ketua Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, menekankan bahwa perubahan kurikulum pada dasarnya menjadi tools bagi kita dalam mengambil keputusan dalam situasi-situasi yang kelihatan samar-samar transparan tetapi kita harus menentukan sikap dengan perubahan-perubahan regulasi yang begitu cepat.

“Beliau menambahkan bahwa perlunya saling berbagi karena kita masing-masing berasal dari lapangan kerja dan pengalaman yang berbeda sehingga perlu saling melengkapi.” jelasnya.

Sebagai narasumber pertama, Bapak Julisesko Buaton, S.Pd., Kepala Sekolah SMP Putra Desa di Jakarta, menjelaskan bahwa “Kurikulum adalah peta besar, dalam dunia pendidikan kurikulum inilah memompa, memegang peranan penting, peran sentral sebagai jantung  yang memberi motivasi kepada peserta didik, kurikulum ini adalah peta yang menjadi arah visi misi menjadi terarah dan bisa dipahami dalam dunia pendidikan tetapi guru adalah nahkoda yang menentukan arah perjalanan belajar peserta didik. Ketika kurikulum berubah, justru saat itulah kualitas refleksi profesional guru diuji,” tegas Julisesko.

Acara ini menjadi panggung intelektual yang memantik kesadaran baru bagi para pendidik bahwa perubahan kurikulum sejatinya merupakan panggilan untuk kembali pada esensi profesi guru: sebagai pemikir, pelaksana, dan pembaharu dalam pendidikan.

Peserta Webinar

Guru sebagai Pengambil Keputusan Kunci 

Dr. Maria Patricia Tjasmadi, M.Pd.K., akademisi Assesor Kompetensi dari STT Moria Jakarta, sebagai narasumber kedua, memberikan perspektif mendalam mengenai filosofi perubahan kurikulum dan keterkaitannya dengan otonomi profesional guru.

Dalam sesi Kedua, menyampaikan bahwa guru memegang peranan sentral dalam implementasi kurikulum baru. “Guru tidak boleh sekadar menjalankan instruksi. Dalam kurikulum yang terus berkembang, guru justru harus menjadi subjek yang aktif, mengambil keputusan berdasarkan konteks dan kebutuhan siswanya,” tegas Dr. Maria.

Ia menekankan pentingnya guru untuk bersikap adaptif dan kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran, memilih strategi pengajaran, menggunakan sumber belajar yang relevan, serta melaksanakan asesmen yang otentik dan bermakna. “Tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua. Guru perlu merancang pembelajaran yang bermakna, bukan hanya mengikuti alur administratif,” tambahnya.

“Guru bukan hanya eksekutor kurikulum baru, tetapi juga inovator yang berkontribusi pada pengembangan strategi pembelajaran yang kreatif dan efektif guna meningkatkan kualitas pendidikan.” jelas Dr. Maria.

Setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber. Guru-guru dari berbagai daerah mengangkat isu-isu seputar implementasi kurikulum di lapangan, seperti: Apakah ada kebijakan atau regulasi dari pemerintah mengenai remedial karena konsep remedial itu masih menjadi bahan tafsir yang berbeda di kalangan guru? Bagaimana respon yang dapat kita lakukan? Bagaimana menghadapi dan menghentikan siswa dari kebiasaan gadget tanpa membuat siswa tantrum? Apakah ada undang-undang yang mengatur untuk membatasi penggunaan gadget bagi anak-anak?

Tujuan mulia dari perubahan kurikulum deep learning

Bapak Julisesko dan Dr. Maria memberikan respons langsung atas masukan tersebut dan menegaskan pentingnya sikap tegas dalam mendorong ruang dialog sehingga tidak membuat anak-anak menjadi tantrum ketika kita membuat suatu kebijakan dan Tujuan mulia dari perubahan kurikulum adalah menghantarkan anak kepada kehidupan dia yang sejati gitu kehidupan dia yang sejati adalah sebagai orang yang mampu untuk bertahan di dalam kehidupannya tetapi mampu bertahannya apa bukan menjadi orang yang sukses dan kaya raya tetapi mampu menjadi orang yang dikehendaki oleh Allah yaitu orang yang bermanfaat untuk dirinya sendiri untuk nusa dan bangsa dan terutama untuk agamanya. ,antara pembuat kebijakan dan guru agar kebijakan kurikulum lebih inklusif dan kontekstual.

Untuk menjaga semangat peserta, MC acara, Bapak Olpi Kabnani,S.pd menghadirkan sesi ice breaking interaktif di pertengahan acara dengan kuis ringan dan sesi reflektif. Ini menciptakan suasana santai dan kolaboratif yang memicu partisipasi aktif dari peserta.

Sebagai penutup, moderator Raditia Christine Senjaya,S.E.,CACP menyampaikan bahwa dalam proses ini kita tidak menjalankan proses ini kita lalui bersama dan tentu saja harus dilengkapi dengan pendalaman yang mendalam  mengenai perubahan-perubahan kurikulum karena kita mau belajar mau dilatih mau dikembangkan seperti kita saat ini mengikuti webinar webinar ini sangat membantu kita untuk mempersiapkan bagaimana terjadi perubahan kita tidak perlu kuatir karena kita punya kolaborasi kita tidak berjalan sendiri dan kita sudah dilengkapi sebagai guru-guru dengan kompetensi-kompetisi yang ada untuk dapat menjawab tantangan zaman dan juga untuk menjawab perubahan kurikulum berubah guru memiliki perang penting. Ketika kurikulum berubah kita tidak lagi takut dan kuatir karna kita memiliki tim yang solid dalam mengahadapi perubahan itu.

MC kemudian menutup acara dengan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta dan pengisi acara, serta harapan agar semangat pembaruan kurikulum terus hidup dalam praktik sehari-hari guru Indonesia.

 

(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *