Kabupaten Sabu Raijua merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikelilingi laut.
Laut yang bersih, hutan terumbu karang, dan wilayah pesisir yang luas menjadi potensi bagi pemerintah untuk mengelola kekayaan maritim Sabu Raijua demi kesejahteraan masyarakat yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan.
Hal tersebut yang mendorong pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua, Simon Petrus Dira Tome dan Dominikus Dadi Lado atau Paket SOLID agar menjadikan sektor kemaritiman sebagai salah satu lokomotif pembangunan Sabu Raijua ke depan.
Paket SOLID bertekad, melalui sektor kemaritiman, nelayan dan keluarganya bisa sejahtera, lapangan pekerjaan terbuka, pertumbuhan ekonomi melonjak naik, serta daya beli masyarakat Sabu Raijua jadi meningkat.
Demikian disampaikan Simon Petrus Dira Tome ketika menyampaikan orasi politik di hadapan balasan ribu pendukung saat deklarasi paket SOLID di Tulaika, Kelurahan Mebba, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua pada Rabu (07/08/2024) lalu.
Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para nelayan, Simon Petrus Dira yang didampingi Dominikus Dadi Lado itu menjelaskan, para nelayan di Sabu Raijua perlu difasilitasi dengan peralatan tangkap yang memadai seperti jukun, perahu ketinting dan lampara, pukat, dan alat tangkap lainnya.
Menurut Dira Tome, jika para nelayan difasilitasi dengan peralatan tangkap yang memadai, maka langkah selanjutnya adalah pemerintah akan memfasilitasi mereka untuk membangun ‘istana ikan’ agar mereka langsung menangkap ikan di istana ikan tersebut sehingga ada efesiensi bahan bakar, waktu, serta meningkatnya hasil tangkapan para nelayan.
Masih terkait kesejahteraan para nelayan, pria yang akrab disapa Mariwu itu menyampaikan, untuk mengeksploitasi laut dalam, Paket SOLID dalam programnya akan menyediakan kapal tangkap air dalam dengan kapasitas 200-300 GT.
Dira Tome menyampaikan, program yang ditawarkan paket SOLID penting untuk dilakukan sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi anak-anak Sabu Raijua yang telah selesai kuliah.
Dira Tome juga menyampaikan, selain sektor kemaritiman yang menjadi lokomotif pembangunan Sabu Raijua, sektor pertanian dan industri juga menjadi perhatian paket SOLID.
Di sektor industri, kata Dira Tome, paket Solid memiliki tekad untuk membangun pabrik pengalengan ikan di pulau Raijua sehingga pemerintah harus menyediakan kapal tangkap air dalam agar kapal tersebut yang akan menjadi pemasok ikan terbanyak ke pabrik pengalengan ikan.
Terkait potensi rumput laut, kata Dira Tome, para petani rumput laut dan keluarganya harus sejahterah sehingga Paket SOLID akan memfasilitasi mereka melalui pemberian bibit, tali, jaring, dan patok sehingga para petani rumput laut yang kekurangan modal bisa kembali bekerja.
“Budidaya rumput laut air dalam dengan sistem long line akan menjadi fokus kita ke depan untuk meningkatkan produktivitas rumput laut di daerah ini.” kata Dira Tome.
Wakil Ketua DPRD Sabu Raijua itu menyampaikan, jika produksi rumput laut meningkat sebab para petani rumput laut sudah kembali bekerja, akses mereka akan dipermudah karena tekad Paket SOLID adalah dalam 100 hari kerja nanti akan menghidupkan kembali pabrik rumput laut yang selama ini tidak beroperasi.
Calon Bupati Sabu Raijua yang telah mendapatkan dukungan dari Partai Golkar dan Partai Nasdem itu kembali menjelaskan, pengoperasian pabrik rumput laut akan membuka lapangan pekerjaan bagi ratusan masyarakat Sabu Raijua sehingga tidak hanya menguntungkan para petani rumput laut, tapi juga menguntungkan masyarakat yang akan bekerja di pabrik rumput laut, para pengusaha truk, para buruh pelabuhan, dan pedagang lainnya.
Dira Tome menambahkan, paket SOLID juga akan melakukan ekspansi lahan tambak garam hingga 1000 hektar. Dirinya menegaskan, pihaknya tidak sekedar berbicara sebab saat ini mereka telah memulainya dengan menggandeng PT. Nataga Raihawu Industri (NRI) untuk membangun kembali lahan tambak garam yang selama ini rusak.
Dirinya menjelaskan, 1 hektar lahan tambak garam akan memperkerjakan 10 orang karyawan sehingga jika ada 1000 hektar lahan, maka akan ada 10.000 (sepuluh Ribu) orang yang akan bekerja di tambak garam. Karena itu, jelas Dira Tome, pihaknya harus melibatkan pihak ketiga dan saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang siap untuk berinvestasi di Kabupaten Sabu Raijua
Kualitas garam Sabu Raijua, jelas Dira Tome, sesuai hasil uji laboratorium, garam Sabu Raijua memiliki kadar natrium klorida atau NaCl sebesar 95,32 persen yang melebihi batas minimal untuk garam konsumsi yakni 94 persen, sehingga sangat layak dikonsumsi .
Dira Tome menyampaikan, pihaknya juga bertekad agar semua karyawan yang akan berkerja di tambak garam harus diberikan gaji yang layak, tercover BPJS ketenagakerjaan, diberikan Jaminan hari tua, dan jaminan pensiun sama seperti yang sedang diterapkan oleh PT. Nataga RaiHawu Industri saat ini.
“Jika sektor kemaritiman ini kita kembangkan dengan baik dan profesional, maka bapak, mama ,kakak, adik, dan Basudara semua di sabu Raijua akan melihat langit baru dan bumi baru sehingga perjuangan kita menuju Sabu Raijua Maju, Mandiri, Inklusif dan kompetitif akan terwujud.” pungkas Dira Tome.