ATAMBUA – Di beberapa sentra produksi pertanian, meskipun awalnya masih dalam skala terbatas, sejumlah petani tampaknya telah menyadari kesalahan yang mereka lakukan selama ini, terutama beberapa petani yang telah mendapat bimbingan dari petugas lapangan. Tanpa disadari, petani seolah-olah hanya memikirkan produksi semata, sementara keinginan konsumen untuk mendapatkan bahan pangan yang berkualitas, sehat dan harga bersaing, nyaris terabaikan.
Suatu hal yang sangat menggembirakan sejak beberapa pekan terakhir, di beberapa wilayah sentra produksi pertanian kini telah bermunculan kelompok petani yang memiliki visi untuk maju dalam menghasilkan produk pangan yang berkualitas.
Adalah Personel Pos Turiscain Kompi A Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 742/SWY yang secara bertahap namun berkelanjutan terus berkreatifitas dalam mencari solusi dalam kegiatan usaha tani sesuai dengan tuntutan pasar.
Di bawah bimbingan Dansatgas pamtas RI-RDTL Yonif 742/SYW, pada Senin (13/11/2023), mereka berupaya menerapkan solusi budidaya untuk menghasilkan produk berkualitas demi memenuhi permintaan produk pangan yang bermutu. Salah satunya adalah memperkenalkan Jamur Keberuntungan Abadi (Jakaba) kepada para kelompok tani yang berada di Dusun Fatuli, Desa Maumutin, Kecamatan Raihat Wilayah Timor Barat, Perbatasan RI-RDTL sebagai upaya mendukung pertanian yang ramah lingkungan.

Upaya ini merupakan salah satu dari program Kampanye Sadar Pangan Bermutu yang kini sedang digencarkan oleh Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 742/SWY di bidang usaha tani tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan, dan merupakan salah satu program untuk meraih jaminan mutu dan keamanan produk pertanian, yaitu pangan.
Di hadapan petani, Danpos Satgas Pamtas RI-RDTL 742/SWY Kompi A Rajawali Turiscain, Pratu Agus Sofian mengatakan, pupuk Jakaba ini sangat aman untuk ditanam, karena berbahan dasar organic. Selain itu, juga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam. Hasil panennya juga dapat langsung dikomsumsi tanpa takut terdampak bahan kimia yang menempel, bahkan tanaman yang diberi pupuk ini memiliki ketahanan lebih lama saat disimpan.
“Pupuk ini sangat cocok diaplikasikan pada lahan tanaman holtikultura karena sangat besar manfaatnya mulai dari mempercepat pertumbuhan tanaman hingga mencegah busuk pada bagian batang.” jelas Pratu Agus.
Pratu Agus menambahkan, selama ini, tak jarang petani menggunakan pestisida secara berlebihan dalam mengendalikan hama dan penyakit tanamannya. Tanpa disadari, selain berakibat pemborosan biaya produksi, petani pun dihadapkan dengan kenyataan pasar yang semakin kritis terhadap produk yang sehat dan aman untuk dikomsumsi.
“Tujuannya ialah agar hasil panen dapat diterima oleh konsumen, dan dari hari ke hari terus maju. Salah satu contoh kasus yang paling jelas ialah dalam penggunaan produk sarana perlindingan tanaman.” kata Pratu Agus.
Pantauan media ini, saat memperkenalkan Jakaba, Personil Pos Turiscain Satgas Pamtas RI-RDTL 742/SWY mendapat sambutan hangat dari sejumlah Petani seperti Kelompok Tani Sinar Kasih dan Kelompak Tani Buburlaran.
(ans)