Tata Kampung Adat Duarato, Kades Goris: Wisata Adat Harus Dilestarikan

ATAMBUA – Gotong royong kian hari semakin terkikis dengan budaya individual di tengah persaingan yang begitu ketat dalam mencapai tujuan tertentu. Kenyataan inilah yang membuat nilai-nilai sosial dalam tatanan masyarakat yang sejak dulu sudah ditanamkan oleh Nenek Moyang kita luntur seiring dengan perkembangan zaman. Padahal untuk mencapai suatu tujuan dan cita-cita bersama seharusnya dikerjakan secara bersama-sama.

Dengan kenyataan ini, maka pada Sabtu (25/11/2923), Pemerintah Desa Duarato, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, wilayah Timor Barat, perbatasan RI-RDTL kembali melakukan sebuah inovasi baru dalam merangkul masyarakat agar terus menanamkan budaya gotong royong dalam pembangunan penataan Kampung Adat Duarato.

Kegiatan gotong-royong ini sedikitnya melibatkan hampir 95 persen masyarakat Desa Duarato.

Kepala Desa (Kades) Duarato, Gregorius Mau Bere di sela-sela kegiatan mengatakan, kebersamaan dan ikatan persaudaraan atas kepentingan bersama menjadi satu ketika semua masyarakat desa terlibat aktif tanpa harus melihat tatanan dan golongan yang ada.

“Potensi wisata desa adat harus dipertahankan dan dilestarikan. Karena di situ akan terlihat karakter masyarakat yang berbudaya. Tak hanya itu, potensi wisata akan menarik wisatawan untuk berkunjung dan menjadikannya sebagai objek penelitian ilmiah berbasis budaya.” kata Kades Goris.

Menurut Kades Goris, pihaknya terus memperhatikan objek wisata adat yang ada di Desa Duarato. Alasannya, Desa Duarato masih kental menjaga tradisi adat istiadatnya. Selain itu, sudah banyak turis asing yang sering mengunjungi sejumlah spot wisata alam, budaya dan kesenian yang ada di Desa Duarato.

“Desa ini menarik. Rumah-rumah asri, sejuk dan teduh. Hutan-hutan di sekelilingnya tampak sangat terjaga. Maka itu, kita akan gencarkan promosi wisata adat desa ke seantero Nusantara. Kita perkenalkan kreativitasnya sebagai ikon bagi turis.” ujar Kades Goris.

Dirinya kerap mengingatkan agar pemerintah daerah lebih intens menemukan potensi-potensi desa yang belum digarap oleh masyarakat desa. Pemerintah desa, kata Kades Goris, tentu sangat mendukung apabila ada program-program yang menjadikan desa sebagai objek utama pembangunan.

“Dengan kegiatan yang melibatkan perangkat desa dan masyarakat tersebut, diharapkan bisa meningkatkan aspek promosi potensi unggulan dan investasi desa, baik secara lokal, nasional maupun internasional.” harapnya.

(ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *