ATAMBUA – Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, ada beberapa hal yang menjadi catatan terkait kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari kabupaten hingga ke desa yang belum berjalan baik. Karena itu, TPPS Provinsi NTT bersama Pemerintah Kabupaten Belu menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Percepatan Penurunan Stunting (PPS), di Hotel Timor Atambua, Selasa, (19/12/2023).
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Belu, Dr. Drs. Aloysius Haleserens, MM didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Belu, Sabina Mau Taek, S.Sos dan Manajer Bidang Data Monitoring dan Evaluasi Satgas Percepatan PPS Provinsi NTT, Wahyu Adiningtyas, S Sos.
Wakil Bupati Belu pada kesempatan itu mengatakan, penurunan stunting masih menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Belu. Berbagai upaya telah dilakukan dengan melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk berkolaborasi agar target bisa tercapai.
“Tahun 2024, target pemerintah adalah stunting turun satu digit. Kalau sekarang pengukuran per-Agustus itu di posisi 11,1% dengan jumlah kasus 1.984 orang dan tahun ini bisa turun satu digit menjadi 9%.” papar Wabup Alo Haleserens.
Lanjutnya, penurunan stunting sudah menjadi komitmen bersama sehingga pafa kesempatan rakortek, pihaknya mengumumkan data secara resmi kepada publik. Data tersebut, menurutnya, akan didistribusikan untuk kecamatan dengan harapan para camat segera mengidentifikasi dan mengawal wilayah kerjanya yang masih ada stunting.
“Keadaan ini yang harus dikoordinasikan dengan jajaran puskesmas dan jajaran lainnya sehingga kita satu arah dan keterpaduan dalam menangani stunting.” imbuh Wabup Belu.
Disampaikan pula, pengukuran dan publikasi angka stunting merupakan upaya untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan dan desa. Hasil publikasi angka stunting nantinya akan digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama sebagai upaya percepatan penurunan stunting, khususnya di Kabupaten Belu.
Ia berharap dengan adanya publikasi stunting, dapat memperkuat komitmen dan kerjasama antara lintas sektor, pemerintah dan masyarakat dalam gerakan bersama menurunkan stunting di Kabupaten Belu.
“Saya harap melalui pertemuan ini kita mendapatkan data-data yang akurat agar dapat mengidentifikasi permasalahan di setiap indikator aksi intervensi penurunan stunting.” harapnya.
Sementara itu, Manajer Bidang Data Monitoring dan Evaluasi Satgas Percepatan PPS Provinsi NTT, Wahyu Adiningtyas, S Sos mengatakan, Kegiatan rakortek bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang pelaksanaan Program Percepatan Penurunan Stunting pada semua tingkatan wilayah, berikut capaian, kendala/masalah, tantangan, strategi upaya yg telah disusun dan dilaksanakan pada tahun 2023.
“Percepatan penurunan stunting bukan dilihat dari angka stunting naik atau turun, tapi ada indikator yang menjadi tanggungjawab setiap dinas. Karena itu, perlu didukung dengan sejumlah strategi yakni meningkatkan komitmen, koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait dan mitra penyelenggara.” tandas Adiningtyas.
(ans)