Bendungan untuk saluran irigasi persawahan Saendale di Desa Suebela, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao yang rusak total akibat badai seroja pada tahun 2021 lalu belum diperbaiki hingga saat ini.
Warga menilai Pemerintah Kabupaten Rote Ndao tidak memiliki perhatian terhadap kebutuhan mereka.
Hingga kini, tiga tahun paska bencana Seroja berlalu, petani di area persawahan tersebut tidak bisa lagi bertani dengan baik.
Sebelumnya bendungan tersebut berfungsi untuk meninggikan air sungai sampai ketinggian yang diperlukan, agar bisa mengalir ke saluran irigasi dan petak sawah. Saat ini, kerusakan bendungan tersebut berdampak langsung pada puluhan hektar lahan sawah milik penduduk. Air yang seharusnya ada di saluran induk untuk diteruskan mengairi lahan persawahan warga di Desa Suebela sudah tidak lagi tersedia.
“Sudah hancur kita punya bendungan, sudah tidak bisa lagi kita bertani.” ungkap Drikben Anin, salah satu petani di Suebela kepada media ini pada Sabtu (16/03/2024).
Drikben menyampaikan, selain bendungan yang ambruk sekira puluhan hektare sawah di Saendale juga sudah menjadi lautan lumpur bekas banjir.
Drikben menyesalkan, hingga saat ini Pemkab Rote Ndao belum pernah melihat kondisi persawahan dan bendungan yang ambruk sejak 2021 itu. Padahal, sesal Drikben, harusnya ada perhatian serius dari pemerintah sebab kerusakan bendungan yang terjadi berkaitan dengan nasib banyak petani.
“Kita mau makan apa kalau kebutuhan petani tidak jadi perhatian, harusnya ini bisa segara diatasi.” kata Drikben.
Drikben berharap, Pemkab Rote Ndao bisa bergerak cepat menangani permasalahan petani di Desa Suebela sebab para petani sebenarnya sudah melaporkan ke Pemerintah Desa setempat tetapi sepertinya belum diteruskan ke Pemkab Rote Ndao dan pihak terkait untuk diresponi.
(Rudianto Mandala)