Gambar berikut memiliki pesan inspiratif: “Selalu ada masalah atau solusi.”
Ilustrasi ini memperlihatkan dua batang tanaman yang tumbuh dari bawah tanah dengan batu besar di atas permukaan. Satu tanaman tumbuh lurus ke atas dan terhenti oleh batu, sementara yang lainnya mengambil rute memutar di sekeliling batu dan berhasil mencapai permukaan, berbunga indah.
Secara logika, gambar ini menggambarkan konsep menghadapi rintangan atau hambatan yang disebut masalah. Batu besar melambangkan masalah atau tantangan yang dihadapi. Tanaman yang tumbuh lurus ke atas dan terhenti oleh batu melambangkan pendekatan yang kaku atau tidak fleksibel dan cepat menyerah dalam menghadapi masalah—ketika seseorang menemui rintangan, mereka langsung merasa terhenti dan tidak bisa bergerak maju, bahkan menjadikan hambatan itu sebagai alasan pembenaran untuk gagal dan memainkan peranan sebagai “korban tak berdaya (victim)”.
Sebaliknya, tanaman yang bertumbuh mengelilingi batu dan berhasil berkembang mekar melambangkan pemecahan atau solusi masalah yang kreatif dan beradaptasi. Hal ini menunjukkan bahwa ketika menghadapi hambatan atau masalah, mencari solusi alternatif dan jalan lain untuk mencapai tujuan tetap akan berhasil. Hal ini juga dapat menunjukkan pentingnya ketangguhan mental dan kegigihan. Ketika sebuah jalan tampak tertutup, kita ditantang untuk tidak hanya melihat hambatan sebagai akhir dari perjalanan, tetapi sebagai kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang dalam arah yang baru. Dengan menerima bahwa ada lebih dari satu cara untuk mencapai tujuan, kita membuka diri terhadap kemungkinan-kemungkinan baru dan cara berpikir yang dapat menyediakan solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi. Ini bukan hanya tentang bertahan dalam kesulitan, melainkan tentang belajar bagaimana untuk bertumbuh dan berkembang mekar di tengah-tengah kesulitan itu.
Gambar yang ditampilkan juga memvisualisasikan ide bahwa dalam setiap situasi, kita memiliki pilihan untuk berfokus pada masalah atau mencari solusi. Secara logika, ini menggambarkan konsep “pemikiran alternatif” atau “berpikir di luar kotak.”
Tanaman yang terhalang batu dan tidak tumbuh lagi melambangkan pendekatan yang linear dan terbatas. Ini menunjukkan cara berpikir yang tidak dapat melihat melampaui rintangan yang jelas. Dalam situasi kehidupan nyata, ini bisa terjadi ketika seseorang menghadapi hambatan dan memilih untuk berhenti atau menyerah karena mereka tidak bisa menemukan cara langsung untuk melampaui masalah tersebut.
Sementara itu, tanaman yang tumbuh mengitari batu dan muncul di permukaan menunjukkan fleksibilitas dan ketahanan. Ini adalah pendekatan yang lebih kreatif dan adaptif, di mana individu mencari jalan alternatif untuk mencapai tujuan mereka. Dalam kehidupan nyata, ini berarti mengambil pendekatan yang tidak konvensional, belajar dari kegagalan (berani gagal), atau menyesuaikan strategi untuk mengatasi tantangan.
Gambar yang ditampilkan juga menunjukkan konsep berpikir yang dikomunikasikannya, yang sekaligus menunjukkan perbedaan antara pemikiran sistem (system thinking or circular thinking or non linear thinking) dan pemikiran linear (linear thinking). Dalam sistem pendidikan yang tidak berkualitas, seringkali yang diajarkan adalah pendekatan linear: satu masalah memiliki satu solusi, proses belajar mengikuti langkah-langkah tertentu yang tidak boleh dialihkan, dan kesuksesan didefinisikan oleh hasil yang dapat diukur dan langsung, meskipun hanya bersifat semu bukan kesuksesan yang sesungguhnya.
Pemikiran sistem, sebaliknya, mengakui dan menyadari bahwa masalah kompleks tidak selalu memiliki solusi yang sederhana atau bersifat langsung. Hal ini mendorong kita untuk melihat gambaran besar (big picture), memahami pola hubungan antara bagian-bagian (parts) yang berbeda dari suatu sistem, dan mempertimbangkan berbagai faktor dan hasil alternatif yang mungkin. Pemikiran sistem mengajarkan kita untuk mengakui dan mengeksplorasi pola, hubungan, dan konteks yang lebih luas.
Dalam konteks gambar yang ditampilkan tersebut, tanaman yang memilih untuk mengambil jalur berbeda di sekitar batu melambangkan pemikiran sistem karena tidak terpaku pada rintangan atau hambatan langsung di depannya. Sebaliknya, tanaman ini melihat kesempatan untuk pertumbuhan dalam konteks yang lebih luas dari lingkungan sekitarnya dan menyesuaikan jalur pertumbuhan dan perkembangannya untuk menemukan solusi yang efektif. Pendekatan ini menghargai kreativitas dan adaptasi, yang merupakan elemen kunci dari pemikiran sistem.
Sistem pendidikan yang berkualitas akan mengajarkan pembelajar atau murid-muridnya untuk berpikir secara sistem, mempertimbangkan berbagai perspektif, mencari solusi kreatif, dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan. Pendekatan semacam ini bukan hanya tentang memecahkan masalah yang ada sekarang, tetapi juga menyiapkan individu untuk menghadapi masalah yang belum dikenal dan kompleks di masa depan dengan keterampilan berpikir yang lebih kuat, kreatif, dan lebih fleksibel. Itulah pentinya thinking skills menjadi indikator ukuran SUCCESS bagi semua sistem pembelajaran apapun itu.
Kutipan “Selalu ada masalah atau solusi” mengingatkan kita bahwa dalam setiap tantangan, kita memiliki pilihan bagaimana cara menanggapinya atau merespon. Kita bisa berfokus pada masalah dan membiarkan hal itu menghalangi kita serta menjadikannya sebagai alasan pembenaran untuk gagal dan meminta orang lain untuk memakluminya, atau kita bisa mencari solusi dan cara kreatif untuk mengatasi setiap hambatan itu. Kedua tanaman tersebut berada dalam kondisi yang sama, tetapi respon mereka terhadap rintangan yang sama adalah berbeda, yang menggarisbawahi pentingnya perspektif dan pendekatan kita terhadap masalah dalam kehidupan nyata. Ingat saja prinsip E + R = O, terserah pilihan bebas bagi setiap manusia apakah SUCCESS atau GAGAL!
Salam SUCCESS 6K!!