Perjalanan dengan Whoosh

Oleh: Amatus Bhela

Pada Selasa (11/2/2025), cuaca kota Kupang dan sekitarnya lumayan cerah, walau di bawah kolong langit masih ada beberapa gumpalan awan hitam bergelantung dan bergerak perlahan terdorong angin muson barat. Tepat pkl. 05.15 Wita, saya meninggalkan rumah menuju bandara Eltari Kupang, diantar istri tercinta. Sesuai jadwal tertera pada tiket pesawat City Link, waktu take of pkl. 06.35 Wita, tujuan Jakarta. Sedangkan check in akan dititup pkl. 05.30 Wita.

Ada kejadian konyol saat hendak  chek in. Mungkin karena terburu-buru, ketika saya tunjukkan screenshoot tiket untuk divalidasi, ternyata ditolak. Kata petugas, tiket yang saya tunjukkan tidak sesuai. Saya disarankan untuk kembali ke meja counter check in City Link guna konfirmasi. Sesungguhnya ada rasa marah dan kecewa, mengapa tiket yang saya miliki dibilang tidak sesuai. Saya berusaha menahan dan menyembunyikan amarah di hadapan gadis manis itu. Saya segera balik menuju counter City Link. Baru beberapa Langkah menuju counter, saya membuka HP untuk memastikan apakah tiket yang dibooking online bermasalah. Astaga! Ternyata yang saya tunjukkan adalah tiket kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh. Tiket itu saya booking online semalam. Saya  segera putar badan kembali menemui  si gadis tadi. Saya tunjukkan tiket pesawat dan klarifikasi bahwa tiket sebelumnya adalah tiket kereta cepat. Si gadis itu hanya manggut sekilas sambil tersenyum. Saya membalas jua dengan senyum kecut menahan malu.

Pesawat yang kami tumpangi lepas landas tepat pkl. 06.35 Wita. Deru mesin si “burung besi” menggelegar saat lepas landasan pacu Eltari Kupang. Cuacanya  cerah.  Dari kursi nomor A18, tepat dekat jendela yang saya tempati jelas terpampang pemandangan kota Kupang dan sekitarnya yang menghijau, dipadu birunya laut teluk Kupang, ditemani Pulau Semau dan si centil Pulau Kera dengan hiasan pasir putihnya. Sungguh indah  pesona.

Keindahan alam yang saya nikmati sirna,  kala pesawat terus merankak di ketinggian  jalur maksimal penerbangan yang dikendalikan sang kapten pilot. Menurut announcer, ke tinggian penerbangan ini akan berada pada tiga ribu kaki di atas permukaan laut. Cuaca normal. Informasi ini tentu melegakan  para penumpang, Pesawat jenis Air Bus yang kami tumpangi akhirnya mendarat mulus di Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang tepat pkl. 08.35 WIB. Dari sana, saya masih harus melanjutkan perjalanan menuju stasiun kereta cepat Whoosh di Halim-Jakarta.

Saat penulis berada dalam kereta cepat Whoosh(11/02/2025).

WHOOSH, Kereta  Cepat Pertama di  Indonesia dan Asia Tenggara

Saat booking tiket, saya memilih jadwal keberangkatan dari Stasiun Halim pkl. 12.00 WIB. Maka 30 menit sebelum keberangkatan, saya harus sudah stand by di ruang tunggu keberagkatan. Dari Bandara Soetta, saya menggunakan taxi Blue Bird, sebuah korporasi jasa angkutan yang sudah melenggeda di kota-kota besar seluruh Indonesia. Laju taxi sangat bergantung pada kondisi lalu lintas kota Jakarta yang sangat akrab dengan kemacetan. Kepada pak sopir saya ingatkan agar waktu tiba di stasiun Halim-Karawang tidak lebih dari pkl. 11.30 waktu Jakarta. Pak sopir menyanggupinya, bahkan dijamin bisa lebih cepat dari waktu yang  diharapkan.

Sepanjang perjalanan, saya mulai membayangkan seperti apa kereta Whoosh itu. Selama ini,  hanya mengenalnya lewat tayangan televisi, dan media sosial. Walau sudah  dua kali sebelumnya pernah ke Bandung yakni Juli  tahun 2022 dan Oktober 2024 , namun belum pernah saya melihat langsung fisik Whoosh, apalagi menumpangnya. Dan kali ini sengaja saya memilih Whoosh daripada kereta konvensional demi memenuhi hastrat merasakan kenyamanan perjalanan dan mempersingkat waktu perjalanan. Bayangkan saja, waktu tempuh Whoosh dari Halim-Padalarang Bandung atau sebaliknya hanya 35 menit. Kecepatannya 350km/jam. Sedangkan kereta api biasa  waktu tempuhnya 3 jam lebih. Harga tiket pun sama yakni Rp.250.000 untuk kelas ekonomi  premium.

Hati saya lega karena tiba di stasiun Halim tepat waktu, bahkan lebih cepat dari perkiraan saya. Selain itu sudah pastikan, saya tidak  ketinggalan kereta dan bakal merasakan kenyamanan perjalanan dengan kereta canggih Whoosh sebagai sebuah penglaman baru yang akan saya ceritakan pada istri, mungkin juga buat teman-teman terdekat saya.

Ternyata Whoosh adalah singkatan dari Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat. Kereta yang dikenal sebagai Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Sebelumnya dinamakan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) karena sistem kerjanya businees to business antar kedua negara. Program kereta Whoosh merupakan salah satu proyek strategis nasional yang dicanangkan presiden Joko Widodo (Jokowi). Proyek Whoosh memang menelan  biaya yang sangat besar. Ini  menimbulkan pro kontra di tengah Masyarakat saat itu.  Ada pihak yang pesimis bahwa mega proyek fantastis ini bakal mangkrak dan menimbulkan masalah baru buat Indonesia. Ternyata keraguan ini sirna ketika pada tanggal  2 Oktober 2023, Whoosh secara resmi meluncur dan mulai beroperasi sebagai angkutan publik yang sangat bermanfaat bagi Masyarakat Indonesia, khusus tujuan Jakarta-Bandung atau sebaliknya.

Saya menjadi salah satu yang merasakan, betapa besar manfaat dari kehadiran Whoosh. Ketika melangkah masuk stasiun Halim, telah antri puluhan calon penumpang di depan deretan beberapa loket. Mereka adalah calon penumpang jam keberangkatan pkl. 11.00 Wib. Apakah antrian itu untuk pembelian tiket atau saatnya check in, saya pun tidak tahu. Saya memang sudah punya tiket dan sudah  check in secara on line. Untuk memastikan, saya mendekati seorang bapak paruh baya bersama putranya yang menginjak remaja. Mereka berdiri terpisah dari antrian panjang. Tanpa ragu saya bertanya;”maaf pak, boleh tanya, di mana tempat check in?” Keduanya malah bengong, dan menatap saya tanpa jawaban. Saya  ulangi lagi pertanyaan yang sama. Si bapak ini dengan wajah bingung merespon pertanyaan saya:”I’m sorry, I speak English”. Kaget saya! Ternyata mereka wisatawan asing. Dari segi fisik sepertinya Chiness atau Taiwan. “I’m very sorry, sir. I think you’re Indonesian. I just wanna know the counter  check in, sir”. Oh, it’s in up stair” jawabnya singkat. Thak you, sir!” balas saya. Sial e.., saya salah orang. Dikira orang Indonesia. Dengan sedikit rasa malu dan konyol, saya segera  tinggalkan mereka bergegas ke lantai dua. Benar, di situ merupakan ruang tunggu yang cukup luas, sangat bersih dan nyaman untuk calon penumpang selama menanti waktu keberangkatan.

Waktu menunjukkan pkl. 11.35 WIB, para penumpang terjadwal keberangkatan pkl. 12.00 dipersilahkan menuju  Kereta di lantai berikutnya (lantai 3) . Penumang diarahkan masuk lewat jalur yang telah tersedia mesin  check in, baik menggunakan kartu tiket, maupun dengan cara sken bagi yang membeli tiket online. Saya mendapat kursi nomor 17F Peron 7 kelas ekonomi Premium. Untuk diketahui, kereta cepat Whoosh memiliki kategori kelas. Kelas utama atau first kelas memiliki 2 gerbong, masing-masing 18 kursi. Kelas bisnis hanya satu gerbong berkapasitas 28 penumpang, dan kelas premium ekonomi berjumlang 555 tempat duduk dari 6 gerbong yang tersedia.

Whoosh mulai bergerak tepat pkl. 12.00 waktu setempat. Semakin lama, kecepatannya bertambah saat keluar dari stasiun. Ia meluncur bagai pesawat terbang hendak tinggal landas. Tidak ada kebisingan gesekan rel seperti pada kereta api konvensional. Lewat kaca bening jendela, kita dapat menikmati panorama alam sepanjang perjalanan. Kelokan Sungai Ciliwung yang membelah kota Jakarta dan Sungai-sungai kecil sepanjang mata memandang dari lintasan kereta cepat, sungguh memanjakan rasa. Ketika melewati gedung-gedung pencakar langit Jakarta, kita akan disuguhi bentangan sawah Karawang yang menghijau. Masih ada panorama alam Jawa Barat berupa lembah dan  perbukitan hijau.

Tak terasa, kereta Whoosh telah memasuki stasiun Padalarang Bandung persis pkl. 12.35 waktu setempat. Para penumpang diarahkan menuju lantai bawah untuk masuk ke kereta feeder tujuan akhir stasiun Bandung. Waktu tempuh dari Stasiun Padalarang ke Satasiun Bandung hanya 19 menit. Tidak ada lagi biaya tiket. Kareta feeder adalah bagian dari manajemen Whoosh. Luar biasa!

Dari stasiun Bandung, dengan menggunakan taxi Blue Bird, saya langsung menuju Rumah Sakit Pusat Hasan Sadikin. Lalu  segera menuju lantai 3 gedung operasi, karena pada pkl. 10.00 wib, anak saya sudah masuk ruang operasi pencopotan pen pada tulang jaring jari kelingking tangan kanan yang dipasang pada Oktober 2024. Kupang – Bandung saya tempuh hanya dalam sehari, menghabiskan waktu tempuh 9 jam. Tepat pkl. 14.15 saya sudah berada di ruang tunggu operasi. Saya telah dinanti kakak Santi (kakak ipar) dan ponakan Elina dari jakarta, yang datang menemani anak saya untuk sementara  hingga saya tiba. Whoosh, salah satu transportasi modern yang menghantar saya tepat waktu menemui anak saya saat ia membutuhkan kehadiran seorang ayah. Lebih dari segalanya, saya menyadari sungguh, bahwa Tuhan telah mengatur segalanya tepat pada saat kita membutuhkan. Amin!

 

Bandung, 14 Februari 2025

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *